Praktikum Biokimia Urinalisis

1234567891011121314151617181920
Across
  1. 5. Elemen lipid dalam sedimen urin; temuan silinder lemak atau badan lemak menunjang lipiduria dan sering terkait sindrom nefrotik.
  2. 6. Tercampurnya sampel urin dengan unsur luar seperti flora perineum atau darah menstruasi yang dapat menimbulkan hasil semu.
  3. 8. Pengadukan kembali sedimen dengan sisa cairan hingga tercampur merata sebelum dibuat sediaan pemeriksaan.
  4. 11. Pencatatan hasil dan pengambilan foto lapang pandang penting, termasuk jumlah per lapang pandang dan deskripsi bentuk temuan.
  5. 12. Sel darah putih dalam sedimen urin; peningkatannya mengarah ke infeksi atau inflamasi saluran kemih atau ginjal.
  6. 13. Adanya leukosit dalam urin yang dapat membuat urin tampak keruh dan sering mengarah ke infeksi saluran kemih atau inflamasi.
  7. 15. Adanya protein dalam urin; dapat menandakan gangguan filtrasi glomerulus atau gangguan reabsorpsi tubulus dan berpengaruh pada densitas urin.
  8. 16. Pemutaran sampel urin dengan kecepatan tertentu untuk memisahkan sedimen dari supernatan tanpa merusak elemen rapuh.
  9. 18. Berat jenis urin sebagai indikator derajat kepekatan urin dan status hidrasi, serta dipengaruhi zat terlarut seperti protein atau glukosa.
  10. 20. Ukuran konsentrasi partikel terlarut; merefleksikan kemampuan konsentrasi ginjal.
Down
  1. 1. Pembuangan supernatan secara hati-hati setelah sentrifugasi, dengan menyisakan sedikit cairan agar sedimen tidak ikut terbuang.
  2. 2. Pengadukan lembut sampel urin sebelum diproses agar sedimen merata dan representatif.
  3. 3. Silinder bening yang tersusun terutama dari matriks protein; dapat muncul pada kondisi fisiologis seperti dehidrasi atau setelah olahraga.
  4. 4. Kondisi aliran urin yang lambat di tubulus sehingga memudahkan pembentukan silinder, terutama bila urin pekat dan bersifat asam.
  5. 7. Pencantuman identitas pasien, waktu pengambilan, dan waktu pemeriksaan agar hasil dapat ditelusuri dan valid.
  6. 9. Adanya darah dalam urin yang menyebabkan urin tampak kemerahan atau terdeteksi eritrosit pada pemeriksaan sedimen.
  7. 10. Silinder berisi granula hasil degradasi sel atau protein; sering terkait cedera tubulus akut atau penyakit ginjal kronik sesuai konteks klinis.
  8. 14. Penggunaan kriteria pelaporan yang sama antar pemeriksa agar variasi penilaian antar orang lebih kecil.
  9. 17. Sel darah merah dalam sedimen urin; bila membentuk silinder mengarah kuat ke sumber perdarahan dari ginjal, terutama glomerulus.
  10. 19. Sel epitel pada sedimen urin; peningkatan sel epitel tubulus ginjal dapat menandakan kerusakan atau nekrosis tubulus.