TTS Jumbo - Sel Punca untuk Terapi Kanker
Across
- 5. Pendekatan analisis data besar (genomik, proteomik, dll.).
- 7. – Kekambuhan kanker setelah terapi.
- 9. – Kemampuan berubah bentuk dan fungsi tergantung kondisi lingkungan.
- 10. – Sistem pembawa obat berukuran nano.
- 14. – RNA interferensi kecil yang memblokir ekspresi gen target.
- 17. – Molekul pengatur imunitas seperti PD-L1.
- 19. Pemetaan metabolit yang mengungkap fleksibilitas energi CSC.
- 20. Sitosin pro-tumor yang memperkuat niche CSC.
- 22. Studi total RNA untuk memetakan ekspresi gen CSC.
- 26. Sensor stres replikasi yang melindungi DNA CSC.
- 27. Molekul imunomodulator yang menekan respon T terhadap CSC.
- 29. Penjaga genom; mutasi-nya mendongkrak kelangsungan CSC.
- 30. – Komponen jaringan penyokong tumor.
- 35. – Enzim pengatur epigenetik, sering berperan dalam menjaga stemness CSCs.
- 36. Pemindahan sel punca dari niche ke sirkulasi untuk terapi/pengujian.
- 37. – Ketahanan sel kanker terhadap terapi.
- 40. – Obat kemoterapi yang bisa dikombinasikan dengan terapi sel.
- 43. – Protein yang menginduksi kematian sel kanker.
- 45. Jalur utama pengatur proliferasi dan diferensiasi sel punca kanker.
- 46. – Teknologi editing gen yang digunakan untuk menargetkan CSCs.
- 47. – Transisi epitel-mesenkimal, membantu penyebaran CSCs.
- 48. Program bunuh diri sel; sering dihindari oleh CSC.
- 50. – Sel punca pluripoten yang direkayasa dari sel dewasa.
- 52. – Penanda permukaan khas CSC.
- 54. Reseptor tirosin kinase, sering diaktifkan pada CSC paru/otak.
- 55. Enzim palmitoilasi Wnt; inhibisinya memblokir sinyal Wnt.
- 58. Kinase kontrol kerusakan DNA; memperkuat perbaikan genom CSC.
- 60. Tumor campuran beragam jaringan; risiko implantasi iPSC.
- 61. – Lingkungan kadar oksigen rendah, tempat CSCs sering bersembunyi.
- 63. – Proses perubahan sel menjadi tipe sel yang lebih spesifik.
- 66. – Pembentukan pembuluh darah baru, mendukung pertumbuhan tumor.
- 68. – Lingkungan mikro tumor.
- 69. – Regulasi ekspresi gen tanpa mengubah DNA.
- 71. – Sel pembunuh alami, terlibat dalam imunoterapi.
- 72. Gen pendorong transformasi kanker; sering aktif di CSC.
- 76. – Penyebaran agen terapi dalam tubuh.
- 77. – Enzim histon deasetilase, target terapi diferensiasi CSCs.
- 78. – Gen “bunuh diri” untuk membunuh sel kanker secara selektif.
- 79. – Molekul yang menghubungkan sel T dengan target kanker.
- 81. – Jalur metabolik yang menghasilkan energi dari glukosa.
- 83. – Jalur pensinyalan penting untuk kelangsungan hidup CSCs.
- 86. – Penanda permukaan lain dari CSC.
- 88. Enzim pemanjang telomer yang memungkinkan replikasi tak henti.
- 90. Faktor transkripsi pro-inflamasi yang mendorong resistensi terapi.
- 91. – Enzim metilasi DNA, sering dihambat dalam terapi epigenetik.
- 92. – Digunakan untuk memicu respons imun terhadap antigen CSC.
- 93. Efektor hilir PI3K yang meningkatkan ketahanan sel kanker.
Down
- 1. – Sel imun penyaji antigen, bisa dibentuk dari iPSC.
- 2. Kemampuan sel punca menavigasi menuju lokasi tumor.
- 3. – Sel punca mesenkimal, digunakan sebagai pembawa obat.
- 4. – Onkogen yang sering aktif pada CSCs.
- 6. Jalur pensinyalan penopang stemness CSC.
- 8. – Reseptor antigen chimeric untuk imunoterapi berbasis sel T.
- 11. – Sinyal kimia penarik sel menuju tumor.
- 12. Transporter multi-obat lainnya yang membuat CSC kebal.
- 13. Keseimbangan oksidasi-reduksi; CSC ahli menjaga status ini.
- 15. Proses daur-ulang sel yang menyokong kelangsungan CSC saat stres.
- 16. – Molekul pelindung sel dari ROS.
- 18. Preferensi migrasi/infilt¬rasi sel ke jaringan tertentu.
- 21. – Pendekatan biologis buatan, seperti promotor sintetis.
- 23. – Keadaan dorman atau tidak aktif secara proliferatif.
- 24. – Penanda permukaan CSCs.
- 25. – Virus atau agen yang secara spesifik menghancurkan sel kanker.
- 28. Onkogen penggerak pertumbuhan beberapa CSC padat.
- 29. Ligand checkpoint yang membuat CSC lolos dari sel T.
- 31. – Miniatur tumor dari sel pasien, untuk uji terapi.
- 32. – Molekul adhesi epitel, sering digunakan sebagai penanda CSC.
- 33. Reseptor Hedgehog; target obat anti-CSCs.
- 34. – Elemen genetik yang mengatur ekspresi gen terapi.
- 38. Sinyal imun-supresif yang memicu EMT dan metastasis.
- 39. – Lingkungan mikro tempat tinggal CSCs.
- 41. – Ligand dari CXCL12, penting untuk migrasi sel.
- 42. Profil protein lengkap yang mencirikan fungsi CSC.
- 43. Bersifat menimbulkan tumor; aspek keamanan terapi sel.
- 44. Standar produksi “Good Manufacturing Practice” bagi produk sel.
- 47. – Sel punca embrionik.
- 48. – Transporter protein yang mengeluarkan obat dari sel kanker.
- 49. – Fosforilasi oksidatif, jalur energi alternatif CSCs.
- 51. – Kemampuan sel untuk membelah dan mempertahankan diri tanpa kehilangan identitas.
- 53. Mediator inti jalur Wnt yang mempertahankan stemness.
- 56. – Spesies oksigen reaktif, dapat menyebabkan stres oksidatif.
- 57. Partikel nano pembawa obat/miRNA anti-CSCs.
- 58. – Sel punca kanker, penyebab utama kekambuhan dan resistensi terapi.
- 59. Henti siklus permanen; terapi menarget CSC agar memasuki fase ini.
- 62. Pompa efluks obat; menurunkan efektivitas kemoterapi.
- 64. – Protein yang mengatur respons kerusakan DNA.
- 65. – Penyebaran sel kanker ke organ lain.
- 67. – Vesikel kecil pembawa pesan antar sel, termasuk molekul anti-kanker.
- 70. Enzim kinase yang memicu sinyal pro-survival CSC.
- 71. Epitope mutasional unik, target imunoterapi selektif CSC.
- 73. Protein “don’t-eat-me” penghambat fagositosis CSC.
- 74. – Sel jaringan ikat yang dapat mendukung CSCs.
- 75. Bank penyimpanan sel/pasien untuk riset CSC.
- 77. – Karakteristik sel yang tidak memicu respons imun.
- 80. Keberagaman genetik/fenotip yang mempersulit eradikasi CSC.
- 82. – Sifat “kemampuan mirip sel punca” untuk memperbarui diri dan berdiferensiasi.
- 84. – Sel punca hematopoietik, digunakan dalam transplantasi darah.
- 85. – Protein permukaan sel, berperan dalam interaksi dengan niche.
- 87. – Faktor transkripsi yang mengatur respons antioksidan.
- 89. – Protein perbaikan DNA, meningkatkan ketahanan CSCs.